This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Sabtu, 31 Oktober 2009

Semangkuk Bakmi Panas

Pada malam itu, Ana bertengkar dengan ibunya. Karena sangat marah, Ana segera meninggalkan rumah tanpa membawa apapun. Saat berjalan di suatu jalan, ia baru menyadari bahwa ia sama sekali tidak membawa uang.

Saat menyusuri sebuah jalan, ia melewati sebuah kedai bakmi dan ia mencium harumnya aroma masakan. Ia ingin sekali memesan semangkuk bakmi, tetapi ia tidak mempunyai uang.

Pemilik kedai melihat Ana berdiri cukup lama di depan kedainya, lalu berkata “Nona, apakah engkau ingin memesan semangkuk bakmi?”
”Ya, tetapi, aku tidak membawa uang” jawab Ana dengan malu-malu
“Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu” jawab si pemilik kedai. “Silahkan duduk, aku akan memasakkan bakmi untukmu”.

Tidak lama kemudian, pemilik kedai itu mengantarkan semangkuk bakmi. Ana segera makan beberapa suap, kemudian air matanya mulai berlinang.

“Ada apa nona?” tanya si pemilik kedai.
“Tidak apa-apa, aku hanya terharu” jawab Ana sambil mengeringkan air matanya. “Bahkan, seorang yang baru kukenal pun memberi aku semangkuk bakmi, tetapi, ibuku sendiri, setelah bertengkar denganku, mengusirku dari rumah dan mengatakan kepadaku agar jangan kembali lagi ke rumah. Kau, seorang yang baru kukenal, tetapi begitu peduli denganku dibandingkan dengan ibu kandungku sendiri” katanya kepada pemilik kedai.

Pemilik kedai itu setelah mendengar perkataan Ana, menarik nafas panjang dan berkata, “Nona mengapa kau berpikir seperti itu? Renungkanlah hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakmi dan kau begitu terharu. Ibumu telah memasak bakmi dan nasi untukmu saat kau kecil sampai saat ini, mengapa kau tidak berterima kasih kepadanya? Dan kau malah bertengkar dengannya”

Ana, terhenyak mendengar hal tsb. “Mengapa aku tidak berpikir tentang hal tersebut? Untuk semangkuk bakmi dari orang yang baru kukenal, aku begitu
berterima kasih, tetapi kepada ibuku yang memasak untukku selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak memperlihatkan kepedulianku kepadanya. Dan hanya karena persoalan sepele, aku bertengkar dengannya.

Ana, segera menghabiskan bakminya, lalu ia menguatkan dirinya untuk segera pulang ke rumahnya. Saat berjalan ke rumah, ia memikirkan kata-kata yang harus diucapkan kepada ibunya. Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya dengan wajah letih dan cemas. Ketika bertemu dengan Ana, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah “Ana kau sudah pulang, cepat masuklah, aku telah menyiapkan makan malam dan makanlah dahulu sebelum kau tidur, makanan akan menjadi dingin jika kau tidak memakannya sekarang”.

Pada saat itu Ana tidak dapat menahan tangisnya dan ia menangis dihadapan ibunya.

Sekali waktu, kita mungkin akan sangat berterima kasih kepada orang lain di sekitar kita untuk suatu pertolongan kecil yang diberikan kepada kita. Tetapi kepada orang yang sangat dekat dengan kita (keluarga) khususnya orang tua kita, kita harus ingat bahwa kita berterima kasih kepada mereka seumur hidup kita.

Seringkali kita menganggap pengorbanan mereka merupakan suatu proses alami yang biasa saja; tetapi kasih dan kepedulian orang tua kita adalah hadiah paling berharga yang diberikan kepada kita sejak kita lahir.

Sumber : motivation-live.blogspot.com

Jumat, 30 Oktober 2009

BELAJAR KESABARAN

Seorang anak muda mengunjungi seorang ahli permata dan menyatakan maksudnya untuk berguru. Ahli permata itu menolak pada mulanya, karena dia kuatir anak muda itu tidak memiliki kesabaran yang cukup untuk belajar. Anak muda itu memohon dan memohon sehingga akhirnya ahli permata itu menyetujui permintaannya. “Datanglah ke sini besok pagi” katanya.

Keesokan harinya, ahli permata itu meletakkan sebuah batu berlian di atas tangan si Anak muda dan memerintahkan untuk menggenggamnya. Ahli permata itu meneruskan pekerjaannya dan meninggalkan anak muda itu sendirian sampai sore.

Hari berikutnya, ahli permata itu kembali menyuruh anak muda itu menggenggam batu yang sama dan tidak mengatakan apa pun yang lain sampai sore harinya. Demikian juga pada hari ketiga, keempat, dan kelima.

Pada hari keenam, anak muda itu tidak tahan lagi dan bertanya, “Guru, kapan saya akan diajarkan sesuatu?”
Gurunya berhenti sejenak dan menjawab, “Akan tiba saatnya nanti,” dan kembali meneruskan pekerjaannya.

Beberapa hari kemudian, anak muda itu mulai merasa frustrasi. Ahli permata itu memanggilnya dan meletakkan sebuah batu ke tangan pemuda itu. Anak muda frustrasi itu sebenarnya sudah hendak menumpahkan semua kekesalannya, tetapi ketika batu itu diletakkan di atas tangannya, anak muda itu langsung berkata, “Ini bukan batu yang sama!”

“Lihatlah, kamu sudah belajar,” kata gurunya.

Pesan:
Ilmu tanpa terasa telah didapatkan seseorang, jika ia sabar dalam belajar.
Sumber: motivation-live.blogspot.com

Kisah Wortel, Telur, dan Kopi



Seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai kehidupannya dan menanyakan mengapa hidup ini terasa begitu berat baginya. Ia tidak tahu bagaimana menghadapinya dan hampir menyerah. Ia sudah lelah untuk berjuang. Sepertinya setiap kali satu masalah selesai, timbul masalah baru.

Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur. Ia mengisi 3 panci dengan air dan menaruhnya di atas api.

Setelah air di panci-panci tersebut mendidih. Ia menaruh wortel di dalam panci pertama, telur di panci kedua dan ia menaruh kopi bubuk di panci terakhir. Ia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata. Si anak membungkam dan menunggu dengan tidak sabar, memikirkan apa yang sedang dikerjakan sang ayah. Setelah 20 menit, sang ayah mematikan api.

Ia menyisihkan wortel dan menaruhnya di mangkuk, mengangkat telur dan meletakkannya di mangkuk yang lain, dan menuangkan kopi di mangkuk lainnya.

Lalu ia bertanya kepada anaknya, “Apa yang kau lihat, nak?”
"Wortel, telur, dan kopi” jawab si anak. 

Ayahnya mengajaknya mendekat dan memintanya merasakan wortel itu. Ia melakukannya dan merasakan bahwa wortel itu terasa lunak. Ayahnya lalu memintanya mengambil telur dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, ia mendapati sebuah telur rebus yang mengeras.

Terakhir, ayahnya memintanya untuk mencicipi kopi. Ia tersenyum ketika mencicipi kopi dengan aromanya yang khas. Setelah itu, si Anak bertanya, “Apa arti semua ini, Ayah?”

Ayahnya menerangkan bahwa ketiganya telah menghadapi ‘kesulitan’ yang sama, melalui proses perebusan, tetapi masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda.

Wortel sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah direbus, wortel menjadi lembut dan lunak. Telur sebelumnya mudah pecah. Cangkang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras. Bubuk kopi mengalami perubahan yang unik. Setelah berada di dalam rebusan air, bubuk kopi merubah air tersebut.

“Kamu termasuk yang mana?,” tanya ayahnya. “Ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana kau menghadapinya? Apakah kamu wortel, telur atau kopi?” Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu adalah wortel yang kelihatannya keras, tapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan, kamu menyerah, menjadi lunak dan kehilangan kekuatanmu.”

“Apakah kamu adalah telur, yang awalnya memiliki hati lembut? Dengan jiwa yang dinamis, namun setelah adanya kematian, patah hati, perceraian atau pemecatan maka hatimu menjadi keras dan kaku. Dari luar kelihatan sama, tetapi apakah kamu menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati yang kaku?”

“Ataukah kamu adalah bubuk kopi? Bubuk kopi merubah air panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, untuk mencapai rasanya yang maksimal pada suhu 100 derajat Celcius. Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi terasa semakin nikmat.”

“Jika kamu seperti bubuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk, kamu akan menjadi semakin baik dan membuat keadaan di sekitarmu juga membaik.”

“Ada raksasa dalam setiap orang dan tidak ada sesuatu pun yang mampu menahan raksasa itu kecuali raksasa itu menahan dirinya sendiri”

Sumber : dudung.net
http://www.facebook.com/group.php?gid=157815389536
Silahkan copy paste artikel ini dengan mencantumkan sumbernya. Jangan biarkan ilmu yang berharga hilang setelah selesai membacanya. Baca ulang, jadikan dongeng untuk buah hati, anggota keluarga membacanya, teman-teman, tetangga, dan orang-orang sekitar. Biarkan mereka semua mendapatkan manfaatnya. 

Bagi anda yang belum bergabung silahkan cari group  PUSAT MOTIVASI INDONESIA 3 banyak manfaatnya lho.. ayo buruan.....!!!!!!

Kamis, 29 Oktober 2009

KUNCI SUKSES

KUNCI SUKSES

Alkisah pada suatu desa terdapat seorang kakek yang ahli ibadah,ia beranggapan bahwa semua do'anya akan dikabulkan oleh ALLAH.


Dalam suatu ketika tibalah hujan yang sangat lebat sehingga terjadilah banjir , seluruh penduduk pun pada mengungsi ketempat yang lebih aman tapi anehnya si kakek tersebut cuma diam seraya berdo'a “YA ALLAH selamatkanlah hamba-MU ini dari marabahaya banjir”,waktu itu ada seseorang yang mengetahui bahwa si kakek belum mengungsi kemudian datanglah sebuah perahu yang menawarkan agar si kakek mau diajak untuk mengungsi bersamanya tapi dia tetap tidak mau beranjak dari tempat tersebut dengan perasaan kecewa sang pengemudi perahu pergi meninggalkan kakek sendirian.


Hujan semakin lebat volume air bertambah tinggi pula si kakek masih berusaha naik kepohon kelapa, secara kebetulan Team SAR yang menyusuri wilayah tersebut dengan helikopter dengan maksud yang sama ia membujuknya agar mau di evakuasi namun tawaran tersebut masih ditolak juga,karena tidak mengindahkan ajakan Team SAR si kakek pun tenggelam terbawa arus banjir dan akhirnya meninggal dunia.


Tibalah kakek di akherat protes “YA ALLAH mengapa engkau tidak hamba-MU ini padahal saya ahli ibadah”ALLAH pun menjawab apakah engkau lupa sudah ada seseorang yang datang mau menolong lewat perahu tapi kamu tolak dan pertolongan yang kedua lewat helikopter tapi masih kamu tolak juga dan itulah pertolangan KU yang terakhir.


Dari kisah diatas dapat kita ambil sebuah pelajaran bahwa:

  • ALLAH akan memberi pertolongan hamba-NYA melalui berbagai macam cara

  • Kita harus lebih peka menyikapi masalah dan mencari solusinya

  • ALLAH tidak akan merubah nasib suatu kaum hingga kaum tersebut merubah nasibnya sendiri

Mau sukses,,?? ada beberapa hal yang perlu diingat: DUIT bukan arti yang sebenarnya lho..tapi Do'a Usaha Ikhlas Tawakal:

  • Kita wajib berdoa pada ALLAH dalam segala hal, alangkah sombongnya kita jika sebagai manusia lemah tidak mau berdo'a pada ALLAH di dunia ini tiada daya dan kekuatan selain dari NYA

  • Berusaha dengan semaksimal mungkin semua masalah pasti dapat terselesaikan asalkan kita mau berusaha ALLAH tidak akan menurunkan masalah melainkan sebatas kemampuan manusia

  • Dengan ikhlas kita niatkan segala perbuatan kita untuk mencari RIDHONYA

  • Setelah ketiga hal tersebut kita lakukan yang terakhir tinggal menyerahkan segala nya pada ALLAH agar di beri jalan yang terbaik.

Semoga dengan artikel tersebut kita dapat menambah sedikit ilmu dan bisa mengamalkannya AMIN......


By: Markun 

kisah Wortel, Telur, dan Kopi

Seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai kehidupannya dan menanyakan mengapa hidup ini terasa begitu berat baginya. Ia tidak tahu bagaimana menghadapinya dan hampir menyerah. Ia sudah lelah untuk berjuang. Sepertinya setiap kali satu masalah selesai, timbul masalah baru.

Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur. Ia mengisi 3 panci dengan air dan menaruhnya di atas api.

Setelah air di panci-panci tersebut mendidih. Ia menaruh wortel di dalam panci pertama, telur di panci kedua dan ia menaruh kopi bubuk di panci terakhir. Ia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata. Si anak membungkam dan menunggu dengan tidak sabar, memikirkan apa yang sedang dikerjakan sang ayah. Setelah 20 menit, sang ayah mematikan api.

Ia menyisihkan wortel dan menaruhnya di mangkuk, mengangkat telur dan meletakkannya di mangkuk yang lain, dan menuangkan kopi di mangkuk lainnya.

Lalu ia bertanya kepada anaknya, “Apa yang kau lihat, nak?”
"Wortel, telur, dan kopi” jawab si anak. 

Ayahnya mengajaknya mendekat dan memintanya merasakan wortel itu. Ia melakukannya dan merasakan bahwa wortel itu terasa lunak. Ayahnya lalu memintanya mengambil telur dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, ia mendapati sebuah telur rebus yang mengeras.

Terakhir, ayahnya memintanya untuk mencicipi kopi. Ia tersenyum ketika mencicipi kopi dengan aromanya yang khas. Setelah itu, si Anak bertanya, “Apa arti semua ini, Ayah?”

Ayahnya menerangkan bahwa ketiganya telah menghadapi ‘kesulitan’ yang sama, melalui proses perebusan, tetapi masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda.

Wortel sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah direbus, wortel menjadi lembut dan lunak. Telur sebelumnya mudah pecah. Cangkang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras. Bubuk kopi mengalami perubahan yang unik. Setelah berada di dalam rebusan air, bubuk kopi merubah air tersebut.

“Kamu termasuk yang mana?,” tanya ayahnya. “Ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana kau menghadapinya? Apakah kamu wortel, telur atau kopi?” Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu adalah wortel yang kelihatannya keras, tapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan, kamu menyerah, menjadi lunak dan kehilangan kekuatanmu.”

“Apakah kamu adalah telur, yang awalnya memiliki hati lembut? Dengan jiwa yang dinamis, namun setelah adanya kematian, patah hati, perceraian atau pemecatan maka hatimu menjadi keras dan kaku. Dari luar kelihatan sama, tetapi apakah kamu menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati yang kaku?”

“Ataukah kamu adalah bubuk kopi? Bubuk kopi merubah air panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, untuk mencapai rasanya yang maksimal pada suhu 100 derajat Celcius. Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi terasa semakin nikmat.”

“Jika kamu seperti bubuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk, kamu akan menjadi semakin baik dan membuat keadaan di sekitarmu juga membaik.”

“Ada raksasa dalam setiap orang dan tidak ada sesuatu pun yang mampu menahan raksasa itu kecuali raksasa itu menahan dirinya sendiri”

Sumber : dudung.net

Rabu, 28 Oktober 2009

Pedangnya Ada Dalam Diri Anda


blogpreneur_sejati_dicari


Pada zaman samurai dulu kala, ada seorang pemuda berbakat yang handal di bidang seni pedang. lahir penuh bakat dan tumbuh dengan motivasi yang kuat di dalam dirinya untuk menguasai dunia samurai. dia meninggalkan keluarganya di umur 17 tahun untuk segera berkelana dan mengembangkan wawasan serta keahlian seni pedangnya. berkelana dari satu negri ke negri yang lain, mengembara dari satu kerajaan ke kerajaan yang lain. hingga di suatu kerajaan yang rakyatnya makmur sejahtera, si ahli pedang terpaksa tinggal cukup lama untuk megikuti sebuah sayembara.


sayembara untuk menguji mental, keahlian, dan motivasi diri seluruh samurai didunia. dan pemenangnya akan di nikahkan dengan anak sang raja, sekaligus mendapatkan separuh harta warisannya. timbulah keinginan kuat dalam diri mebo-se (baca : mibu-si) sang samurai, untuk ikut serta dalam sayembara ini. tidak dengan keinginan untuk meikahi sang putri ataupun ketamakan akan harta duniawi semata, namun untuk memenuhi keinginanya akan pengakuan, kejayaan, dan unjuk motivasi diri di ajang tersebut.


kontes ini sendiri mengharuskan semua peserta untuk menghadapi tiga ajudan terkuat kerajaan. baru kemudian berhak masuk ke babak final. dan kemenangan akan di tentukan secara agregatif dengan kata lain seorang samurai berhak meuju babak final, bila berhasil mengalahkan dua dari tiga pamungkas kerajaan. singkat cerita, pertandingan pun dimulai dan giliran samurai se’ tiba untuk tes pertama.


dengan mulus mebo-se memenangkan babak pertama, sorak sorai dan suka cita di teriakan para pendukungnya yang mengapresiasi kemenangan se’. berselang dua minggu kemudian babak kedua di gelar di istana, dan dalam pertandingan keduanya dia kewalahan menghadapi salah satu ajudan terkuat kerajaan, sekalipun demikian dia tetap keluar sebagai pemenangnya.


pulang dengan cedera dan tertatih di bimbing warga desa yang mendukungnya, mebo-se mengobati diri, berlatih dan bersemedi sebagai cara yang di yakininya untuk mengasah kembali stamina dan motivasi dirinya.


selang tiga minggu setelah perlombaan babak kedua, di gelar diistana babak yang ketiga. sebagai babak terakhir, para samurai harus menghadapi jendral kerajaan yang selama bertahun - tahun tidak terkalahkan dalam seluruh perang yang di pimpinnya. seluruh kemampuan di keluarkan oleh mebo-se, semua jurus dan semua pengetahuan pedangnya telah di curahkannya dalam babak terakhir sayembara itu. namun tetap saja sang jendral terlalu kuat untuk di tandingkan dengan samurai yang masih muda dan minim pengalaman.


terkapar lemah dan tidak berdaya mebo-se di larikan kerumah warga terdekat untuk mendapatkan penanganan medis sesegera mungkin. dan segera setelah terjaga mebo-se bangkit dan bertekad mencari jendral yang mengalahkannya. di dalam kepalanya bergaung keyakinan “dia tidak benar - benar menang, pedangnya yang kuat dan ringan yang membuatnya menang melawanku, pedangnya yang nyaman di gengam lah yang menjadi tonggak kemenangannya!” tanpa pikir panjang dan memperdulikan lukanya mebo-se menemui jendral itu yang merayakan kemenangannya dan berpesta di gerbang kerajaan.


dengan kaget jendral menoleh kearah suara yang berteriak - teriak kurang ajar ”mana jendral itu? dimana jendral curang dan lemah itu?” sebelum penjaga gerbang sempat menangkapnya, sang jendral tiba dan membawa se’ untuk bicara empat mata.


“apa yang kaulakukan? kaupikir, apa yang sedang kau lakukan” bentak sang jendral, segera setelah dia dan samurai muda berada di sudut yang sepi dan jauh dari jangkauan pendengaran prajurit kerajaan yang lain.tidak mau kalah keras se’ balik membentak ”berikan pedang itu padaku, kau tidak benar - benar menang melawanku pengecut! kau hanya pengecut yang bersembunyi di balik pedang terbaikmu! biarkan aku memilikinya, kita duel ulang, dan kau pasti kalah karna tidak berperang dengan pedang ini!”. merasa itu tantangan yang cukup adil sang jendral dengan senang hati menyerahkan pedangnya kepada mebo-se yang memandangnya dengan penuh keinginan yang tidak manusiawi dan air muka yang brutal! dengan rasa kemenangan yang menggebu - gebu mebo-se berbalik untuk pulang segera setelah dia memegang pedangnya. namun sang jendral memeganya di pergelangan tangan, dan mukanya yang berjengot tebal tidak lebih dari sepuluh centi dari muka mebo-se. berbisik dingin penuh tantangan. ”kita akan berhadapan di babak final nak!”


mebo-se tidak memperdulikannya dan pulang dengan kemenangan yang menggebu di dadanya. pulang dengan setengah lusin tulang patah dan pedang “istimewa” ditangannya.


kembali menyembuhkan diri dan berlatih, dia merasa sangat optimis. untuk menghadapi babak final. hari yang di tunggunya telah tiba dan dirinya dipenuhi gairah untuk menyongsong pertarungan finalnya.


singkat kata, nama mebo-se dan jendra cheng di panggil pada gilirannya untuk bertarung. pedang ”istimewa” berkilau-kilau ditimpa cahaya matahari. dengan motivasi diri kuat yang menggelegak dalam dirinya, mebo-se melihat sang jendral turun ke area pertarungan dengan membawa sebilah pedang lusuh yang di gagangnya terlihat banyak sisa - sisa pertempuran. lecet dan kentara sudah sangat tumpul. mebo-se membatin ”apakah dia sedang berfikir untuk melukaiku dengan pedang itu?”. pikirannya di buyarkan teriakan ”MULAI” yang menggema keras diteriakan oleh seseorang dari tenda raja.


hanya perlu tiga puluh menit bagi sang jendral untuk merobohkan samurai muda tanpa melukainya sedikitpun. mebo-se tergeletak, pedang jendral melekat erat di batang lehernya, skelaipun tidak dapat melukainya perasaan malu dan arogansinya memuncak, kekalahan itu lebih sakit dan merobek lebih dalam dibanding luka fisik yang di terimanya. cheng berbisik dingin dan napasnya yang pelan dan teratur berubah bagai petir yang menyentuh bumi ditelinga lawannya. berbisik pelan ”apa yang terjadi dengan pedang istimewa mu nak? bukankanh apa yang kau butuhkan untuk menang sudah kau miliki? apa yang sedang melemahkanmu nak? bahkan dengan pedang istimewa mu kau tidak dapat menjatuhkan aku?”


tertunduk malu dalam luka batin yang nyaris membunuhnya, mebo-se membatin ”nyata kah ini? benarkah aku kalah, bahkan tanpa perlawanan yang berarti?”. seolah dapat membaca pikirannya jendral cheng kembali berbisik dingin dalam nada merendahkan ”tidak sadarkah kau, semua samurai telah dilahirkan bersama pedangnya sendiri. lahir dengan senjata tajam, setajam kehormatan dan keberaniannya! masih belum sadar eh? betapa tumpulnya jiwamu! kesatria sejati adalah mereka yang bertarung dengan hati dan mati dengan senyum. mereka tidak membanting pintu dan menyalahkan pedangnya!”


intinya : hanya pecundang yang selalu mencari - cari alasan dan sibuk menyalahkan sesuatu atau seseorang disekitarnya. dan pemenang tidak pernah kehilangan sesuatu! mereka tahu persis, bahwa kemenangan tidak di dapatkan dari fisik sesuatu, melainkan nilainya!


PS : pernah denger gak si cerita mebo-se? soalnya saya sendiri gak yakin yah sama cerita ini. kalo orang kenal saya pasti ragus tulisan ini buatan saya. disclaimer ni yah, mebo-se itu singkatan mencari blogpreneur sejati! dan sayembaranya berjudul belajar seo para pemula :D kalo inspirasinya dapet dari cerita power ranger (lupa versinya,yang komandannya anjing itu loh pren :P) do’akan menang y pren, yang gak keberatan silahkan di link dari situs masing2 :)



Artikel pedangnya ada dalam diri anda ini dipersembahkan oleh blog motivasi diri. Kunjungi motivasi diri untuk untuk menemukan motivasi dan inspirasi lainnya.

http://motivasidiri.net/pedangnya-ada-dalam-diri-anda.htm


HIKMAH

Pelajaran Hidup

Pulanglah pada tuhan, cahaya kehidupan
Syarat bahagia di dunia, akherat kekal selamanya
Pada Alloh......

Sudah menjadi lumrah, kehidupan di dunia
Cabaran dan dugaan, mendewasakan usia
Rintangan dilalui tambah pengalaman diri
Sudah sunah, ketetapan illahi

Deras arus dunia, menghanyutkan yang terlena
Indah fatamorgana, melalaikan menipu daya
Dikejar, dicintai bak bayangan tak bertepi
Tiada sunahnya dunia yang dicari

Begitu indah dunia, siapapun kan tergoda
Harta, pangkat dan wanita melemahkan jiwa
Tanpa iman dalam hati, kita kan dikuasai
Syetan nafsu dalam diri, musuh yang tersembunyi

Pulanglah kepada tuhan, cahaya kehidupan
Keimanan, ketaqwaan kepadanya senjata utama

Sabar menempuh jalan, tetapkan iman di hati
Yakinkan janji tuhan surga yang sedia menanti
Imanlah penyelamat, dunia penuh panca roba
Hidup di akherat, kita kekal bahagia

By: Supriyanto Spy

MOTIVASI: LOVE

LOVE


Ketika Cinta hadir, apa yang harus aku lakukan?

Ketika cinta itu hadir tak terbendung, sungguh tiba-tiba, hanya akibat berbicara beberapa tutur kata saja... dan engkau pun merenung, Ya Allah, apakah ini yang dinamakan cinta? Dan apakah cinta ini Engkau hadirkan ke dalam diriku sebagai ujian ataukah peluang?

Cinta itu unik, ia hadir seringkali bukan untukmu, melainkan dirimu hanyalah perantara penebar cinta itu. Semakin dalam cinta itu menusuk dan menghujam ke hati mu, berarti semakin banyak cinta yang dapat kau tebar ke semesta. Dan artinya semakin besar pula potensimu memasuki hati yang lebih dalam lagi di mana di sana bersamayam Nur Ilahi yang cintanya lebih sejati....

Jika kau bisa mencintai manusia dengan ke dalaman 10 km menuju titik hati mu, maka engkau seharusnya bisa mencintai Tuhanmu lebih dalam dari itu. Cinta kepada manusia itu bisa dijadikan jalan tercepat menuju cinta Allah. Cinta yang dalam kepada manusia bisa kau jadikan jalan TOL menuju Allah SWT.

Ketika cinta itu hadir, maka lupakan stimulatornya, tapi kembalilah kepada Inspiratornya. Semakin dalam cinta itu, semakin menusuk cinta itu, maka semakin besar peluang Anda dekat dengan Tuhan. Caranya, bagikan saja cinta yang hadir itu kepada alam semesta. Jangan kau pendan sendiri di lubuk hatimu, karena cinta yang tak kau tebarkan akan menjadi cinta yang tak sejati, yaitu bisa menghalangi hadirnya cinta yang lebih sejati. Maka Bagikanlah cinta itu dengan penuh cinta kasih..

Sungguh, seharusnya, Ketika semakin dalam cinta masuk ke relung hati mu..maka semakin banyak engkau bisa berbagi cinta, ilmu, dan kasih sayang kepada manusia dan alam semesta....


Selasa, 27 Oktober 2009


Alkisah, Seorang pembuat jam tangan berkata kepada jam yang sedang dibuatnya. "Hai jam, apakah kamu sanggup untuk berdetak paling tidak 31.104.000 kali selama setahun?"
"Ha?," kata jam terperanjat, "Mana sanggup saya?"

Tukang jam pun terdiam....
"Bagaimana kalau 86.400 kali dalam sehari?"

"ha...Delapan puluh ribu empat ratus kali? Dengan jarum yang ramping-ramping seperti ini?" jawab jam penuh keraguan.

Tukang jam pun terdiam....
"Bagaimana kalau 3.600 kali dalam satu jam?"

"Apaa..Dalam satu jam harus berdetak 3.600 kali?"
"Banyak sekali itu" tetap saja jam ragu-ragu dengan kemampuan dirinya.

Tukang jam pun terdiam....

Lalu tukang jam itu dengan penuh kesabaran kemudian bicara kepada si jam.

"Kalau begitu, sanggupkah kamu berdetak satu kalisetiap detik?"

"Naaaa, kalau begitu, aku sanggup!" kata jamdengan penuh antusias.

Maka, setelah selesai dibuat, jam itu berdetak satu kali setiap detik.

Tanpa terasa, detik demi detik terus berlalu dan jam itu sungguh luar biasa karena ternyata selama satu tahun penuh dia telah berdetak tanpa henti. Dan itu berarti ia telah berdetak sebanyak 86.400 kali dalam sehari..dan 3.600 kali dalam satu jam..dan tentu saja 31.104.000 kali selama setahun!!!

~~~

Sahabatku, Ada kalanya kita ragu-ragu dengan segala tugas pekerjaan yang terasa begitu berat. Namun sebenarnya jika kita sudah menjalankannya, ternyata kita mampu, bahkan sesuatu yang mungkin semula kita anggap tidak mungkin untuk dilakukan. Yakinlah kepada Allah! Allah sudah mengukur kemampuan Hamba-hamba-Nya. Sesungguhnya bersamaan dengan kesulitan yang kita hadapi, ada kemudahan di dalamnya.

Sahabatku, saya jadi teringat sebuah cerita dari grup IS3, tentang anak yang bertanya kepada ayahnya,

"Ayah, bisakah seumur hidup, kita bersih tanpa dosa?" tanya sang anak.
Sang ayah hanya menggelengkan kepala.

"Gimana kalo setahun?" tanyanya lagi. Ayahpun menggelengkan kepala sambil tersenyum,

"Kalo seminggu, gimana?" tanyanya lagi. Ayah menjawab. "Masih berat anaku, kayaknya nggak mungkin..."

"Nah, kalo satu jam bersih tanpa dosa", sang Ayah menjawab, "hmm..kalo sejam itu mungkin, Insya Allah"

"Jika demikian, aku akan berusaha hidup benar dari jam ke jam, ayah.
Lebih mudah menjalaninya, dan aku akan menjaganya dari jam ke jam, sehingga aku dapat hidup dengan benar...."

Sang ayah terkejut, akan jawaban sang anak yang begitu dalam maknanya....

Silahkan sahabat simpulkan sendiri... ^_^

Jazakumullah telah membaca cerita ini, semoga bermanfaat...

(sumber : jifasmart.blogspot.com)

gratis analisis


“Kalau anda ingin menangkap ikan paus, maka arahkan umpan ke samudra, bukan ke selokan. Cita-cita besar, pasti akan dibayar dengan ujian-ujian yang besar.“

Sahabat Solusi, betapa banyak hari ini orang-orang yang menginginkan sesuatu tapi enggan membayar atau menukar sesuatu itu dengan harga yang wajar. Padahal dalam pandangan Islam, hidup ini adalah perkara JUAL-BELI.

Kita BELI Karunia ALLAH (Surga), dengan cara MENJUAL jiwa dan harta kita untuk ALLAH SWT. Dalam Q.S 09;111, Al-Quran surat Attaubah : “Sesungguhnya Allah MEMBELI dari orang-orang mukmin, baik JIWA maupun HARTA mereka dengan MEMBERIKAN syurga untuk mereka.”

Wow, rupanya hidup ini tidak gratis, agar kita bisa tetap hidup lebih layak dan lebih abadi dalam kebahagiaan di akhirat kelak, maka kita harus berani MEMBAYAR dengan harga yang SESUAI.

Beberapa kali saya menemukan orang-orang yang ketika ditawarkan sesuatu lalu ia menjawab “Kalau gratis saya mau”... maka saya melihat kehidupan orang seperti itu biasanya penuh dengan ketersendatan yang sejati.. na’udzubillahi min dzalik.

Padahal mereka memiliki dana yang cukup untuk membeli, tetapi ia enggan MEMBAYAR harga sebuah Produk atau Karya yang ditawarkan. Kalau membayar saja tidak mau, apalagi bersedekah?

Hari ini betapa banyak di internet menawarkan kata GRATIS untuk mendatangkan uang RATUSAN JUTA rupiah. Berusaha mendatangkan uang tanpa pengorbanan apapun, sebenarnya TIDAKLAH MUNGKIN, walaupun terjadi biasanya TIDAKLAH BERKAH... masya Allah... betapa tidak akan berkahnya hidup ini kalau kita hidup dari sesuatu yang GRATISAN.

Sahabat Solusi, marilah kita menjadi pribadi yang BERANI MEMBAYAR HARGA SETIAP KESUKSESAN yang ingin, sedang, dan telah kita raih. Janganlah menjadi pribadi yang menyukai GRATISAN. Sebab Anda pun pastinya tidak suka jika GRATIS (Tidak dihargai) maka janganlah menjadikan diri Anda dipenuhi oleh berbagai energi yang GRATISAN.

Sebagai bahan perenungan, Anda pun boleh simak, bagaimana kondisi program Sekolah Gratis hari ini di negeri kita?

“Mari kurangi berbagai upaya untuk mendapatkan sesuatu yang berharga secara gratis, terlebih lagi jika Anda telah diberikan kemampuan oleh Allah untuk membayarnya. Sahabat Solusi, mari bersama-sama kita berdayakan dengan normal setiap Rejeki yang telah Allah berikan kepada kita.“ 

Catatan Kang Zen

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More